Rabu, 30 April 2014

BENTUK



3.      BENTUK
       Unsur bentuk ada 2 macam yaitu: bentuk dua dimensi dan bentuk tiga dimensi.
 Bentuk dua dimensi adalah bentuk bidang yang datar yang di batasi oleh garis, sedangkan bentuk tiga dimensiadalah ruang yang bervolume di batasi oleh permukaan.
Bentuk- bentuk didalam busana dapat berupa :
1. bentuk kerah
2. bentuk lengan
3.bentuk rok
4.benttuk saku
5. bentuk pelengkap busana
6. motif( bentuk kerah, bentuk pelengkap busana, bentuk saku,bentuk lengan,bentuk rok).

4. UKURAN
Ukuran merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi desain pakaian ataupun benda lainnya. Unsur-unsur yang dipergunakan dalam suatu desain hendaklah diatur ukurannya dengan baik agar desain tersebut memperlihatkan keseimbangan. Apabila ukurannya tidak seimbang, maka desain yang dihasilkannya akan kelihatan kurang baik. Misalnya dalam menata busana untuk seseorang, orang yang bertubuh kecil mungil sebaiknya tidak menggunakan tas atau aksesories yang terlalu besar karena terlihat tidak seimbang.
Ada 5 ukuran panjang rok, yaitu:
a.       Mini: rok yang panjangrok yang panjang nya 10-15 cm di atas lutut.
b.      Kini : rok yang panjang nya sampai lutut
c.       Midi : rok yang panjang nya 10-15 cm di bawah lutut.
d.      Maxi: rong yang panjang nya di atas pergelangan kaki.
e.       Longdress: rok yang panjang nya sampai lantai/tumit.


 




5.      NILAI GELAP TERANG 
        Adalah Benda hanya dapat terlihat karena adanya cahaya, baik cahaya alam maupun cahaya
buatan. Jika diamati pada suatu benda terlihat bahwa bagian-bagian permukaan benda tidak diterpa
oleh cahaya secara merata, ada bagian yang terang dan ada bagian yang gelap. Hal ini menimbulkan
adanya nada gelap terang pada permukaan benda. Nada gelap terang ini disebut dengan istilah value.  


 Sumber : Materi Kuliah

  Selanjutnya : WARNA

 

UNSUR DESAIN



C.    UNSUR-UNSUR DESAIN
   Unsure-unsur desain adalah segala sesuatu yang di pergunakan untuk menyusun suatu rancangan. Adapun unsur - unsur desain yang perlu untuk di ketahui adalah sebagai berikut: 1. Garis, 2. Arah, 3.ukuran, 4. Bentuk, 5.nilai gelap terang, 6. Warna, 7.tekstur (gravas,1951:3; chodiyah dan mamdy,1982:8).

1.       Garis
Garis merupakan unsur yang paling tua yang digunakan manusia dalam mengungkapkan perasaan atau emosi. Yang dimaksud dengan unsur garis ialah hasil goresan dengan benda keras di atas permukaan benda alam (tanah, pasir, daun, batang, pohon dan sebagainya) dan benda-benda buatan (kertas, dinding, papan dan sebagainya). Melalui goresan-goresan berupa unsur garis tersebut seseorang dapat berkomunikasi dan mengemukakan pola rancangannya kepada orang lain. Ada 2 jenis garis sebagai dasar dalam pembuatan bermacam-macam garis, yaitu:

a.   Garis Lurus
Garis lurus adalah garis yang jarak antara ujung dan pangkalnya mengambil jarak yang paling pendek. Garis lurus merupakan dasar untuk membuat garis patah dan bentuk-bentuk bersudut. Apabila diperhatikan dengan baik, akan terasa bahwa macam-macam garis ini memberikan kesan yang berbeda pula. Kesan yang ditimbulkan garis ini disebut sifat garis.

Sifat Garis Lurus
Garis lurus mempunyai sifat kaku dan memberi kesan kokoh, sungguh-sungguh dan keras, namun dengan adanya arah sifat garis dapat berubah seperti:
1) Garis lurus tegak memberikan kesan keluhuran
2) Garis lurus mendatar memberikan kesan tenang
3) Garis lurus miring/diagonal merupakan kombinasi dari sifat garis vertikal
dan horizontal yang mempunyai sifat lebih hidup (dinamis).

b.   Garis Lengkung
Garis lengkung adalah jarak terpanjang yang menghubungkan dua titik atau lebih. Garis lengkung ini berwatak lebih dinamis dan luwes.

       Sifat Garis Lengkung
Garis lengkung memberi kesan luwes, kadang-kadang bersifat riang dan gembira. Dalam bidang busana garis mempunyai fungsi:
1) Membatasi bentuk struktur atau siluet.
2) Membagi bentuk struktur ke dalam bagian-bagian pakaian untuk menentukan model pakaian.
3) Memberikan arah dan pergerakan model untuk menutupi kekurangan bentuk tubuh, seperti garis princes, garis empire, dan lain-lain

Dari kedua macam'' garis tersebut dapat dibuat beberapa veriasi.

 




2. ARAH
     Pada benda apa pun, dapat kita rasakan adanya arah tertentu, misalnya mendatar, tegak lurus, miring, dan sebagainya. Arah ini dapat dilihat dan dirasakan keberadaannya. Hal ini sering dimanfaatkan dalam merancang benda dengan tujuan tertentu. Misalnya dalam rancangan busana, unsur arah pada motif bahannya dapat digunakan untuk mengubah penampilan dan bentuk tubuh si pemakai. Pada bentuk tubuh gemuk, sebaiknya menghindari arah mendatar karena dapat menimbulkan kesan melebarkan. Begitu juga dalam pemilihan model pakaian, garis hias yang digunakan dapat berupa garis princes atau garis tegak lurus yang dapat memberi kesan meninggikan atau mengecilkan orang yang bertubuh gemuk tersebut. 

             
              Contoh garis dan arah dalam busana






Sumber : Materi Kuliah


 Selanjutnya : BENTUK

Minggu, 27 April 2014

PENGERTIAN DAN PEMBAGIAN DESAIN BUSANA


A. Pengertian Desain
Desain berasal dari bahasa Inggris (design) yang berarti ”rancangan, rencana atau reka rupa”. Dari kata design muncullah kata desain yang berarti mencipta, memikir atau merancang. Dilihat dari kata benda, ”desain” dapat diartikan sebagai rancangan yang merupakan susunan dari garis, bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan value dari suatu benda yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip desain. Selanjutnya, dilihat dari kata kerja, desain dapat diartikan sebagai proses perencanaan bentuk dengan tujuan supaya benda yang dirancang mempunyai fungsi atau berguna serta mempunyai nilai keindahan.
Desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda seperti busana. Desain dihasilkan melalui pemikiran, pertimbangan, perhitungan, cita, rasa, seni, serta kegemaran orang banyak yang dituangkan di atas kertas berwujud gambar. Desain ini mudah dibaca atau dipahami maksud dan pengertiannya oleh orang lain sehingga mudah diwujudkan ke bentuk benda yang sebenarnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa desain merupakan bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran, pertimbangan, dan perhitungan dari desainer yang dituangkan dalam wujud gambar. Gambar tersebut merupakan pengalihan gagasan atau pola pikir konkret dari perancang kepada orang lain. Setiap busana adalah hasil pengungkapan dari sebuah proses desain.

B. Pembagian Desain

Secara umum desain dapat dibagi 2, yaitu desain struktur (structural design) dan desain hiasan (decorative design).

1. Desain Struktur (Structural Design)
Desain struktur pada busana disebut juga dengan siluet busana (silhouette). Siluet adalah garis luar dari suatu pakaian, tanpa bagian-bagian atau detail seperti lipit, kerut, kelim, kup, dan lain-lain. Namun jika detail ini ditemukan pada desain struktur, fungsinya hanyalah sebagai pelengkap.
Berdasarkan garis-garis yang dipergunakan, siluet dapat dibedakan atas beberapa bagian yang ditunjukkan dalam bentuk huruf. Dalam bidang busana dikenal beberapa siluet, yaitu:
A. Siluet A






B. Siluet Y
Merupakan model pakaian dengan model bagian atas lebar tetapi bagian bawah atau rok mengecil. 







C.Siluet I
Merupakan pakaian yang mempunyai model bagian atas besar atau lebar, bagian badan atau tengah lurus dan bagian bawah atau rok besar.





D. Siluet S
Merupakan pakaian yang mempunyai model dengan bagian atas besar, bagian pinggang kecil dan bagian bawah atau rok besar.






E.  Siluet H



F. Siluet L
Merupakan bentuk pakaian variasi dari berbagai siluet, dapat diberikan tambahan dibagian belakang dengan bentuk yang panjang/drapery. Bentuk ini biasanya terlihat pada pakaian pengantin barat.




G. BUSTLE




2. Desain Hiasan (Decorative Design)
   Desain hiasan pada busana mempunyai tujuan untuk menambah keindahan desain struktur atau siluet. Desain hiasan dapat berupa krah, saku, renda, sulaman, kancing hias, bus, dan lain-lain.
Desain hiasan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, yaitu:
a. Hiasan harus dipergunakan secara terbatas atau tidak berlebihan.
b. Letak hiasan harus disesuaikan dengan bentuk strukturnya.
c. Cukup ruang untuk latar belakang, yang memberikan efek kesederhanaan dan keindahan terhadap desain tersebut.
d. Bentuk latar belakang harus dipelajari secara teliti dan sama indahnya dengan penempatan pola-pola pada benda tersebut.
e. Hiasan harus cocok dengan bahan desain strukturnya dan sesuai dengan cara pemeliharaannya.


Sumber : materi kuliah



Selanjutnya : UNSUR-UNSUR DESAIN